Postingan

Rintik Yang Merindu Hujan

 Rintik Yang Merindu Hujan Tiupan angin Aroma rerumputan kering Terus menerjang Menyelusup ke celah-celah tak terawasi Surya terus menerik membawa hangat Tapi tetap saja celah itu telah tersentuh angin Menatap cakrawala dengan tangan menengadah dalam sendu Tak berselang lama Dawai-dawai rintik berjatuhan silih berganti Menciptakan irama tak bersenandung apalagi bersenyawa Celah itu hanya terpaku di tengah sabana Menganga menanti hujan dengan rintik

WINDU

WINDU Fajar apa arrti windu untuk mu? Fajar menjawab panjang Surya menurutmu windu itu apa? Surya menjawab dngan hangat Wahai Senja, aku ingin bertanya padamu Katanya kau makhluk yang paling di elukan dan dianggap bijaksana Lalu, apakah windu sepenting itu? Bibir senja berubah membentuk sabit dan membelai rambut gadis kecil yang matanya terbelalak Duhai Malam, kau mahluk terakhir yang ingin ku tanyai, ku dengar kau mahluk paling kesepian Lantas pentingkah windu untuk kau bingkai? Malam langsung memeluk gadis kecil itu, agar hatinya tak merasa dingin Malam bersuara lembut nan halus " apakah kau terus berkelana mencari sebuah jawaban sampai sejauh ini dan menemuiku? tidak, aku tidak kesepian. Justru aku adalah mahluk yang paling beruntung karena jadi muara pengaduan" Gadis kecil semakin tenggelam dalam pelukan malam Dalam keheningan malam berkata " Bukankah masih ada mahluk lain yang perlu kau tanyai tentang windu, pergilah dan selesaikanlah "

TANPA SUA

Saat kamu pergi aku hanya terdiam menatapmu Membeku tak melakukan apapun Bisu tanpa sua Dari sudut yang bahkan tak kau lihat Bahkan desahan nafasmu saja yang bisa kau dengar Matamu hanya menatap uap tubuhku yang terus menyelusup keluar dari rongga kehidupanku Duhai Kasih, Tonggakan dan dongakan saja wajahmu terhadap ku Apa kau masih sanggup menatap? Hati yang kaku mulai membeku